Saya kira tidak ada yang lebih syahdu daripada menonton laron-laron berterbangan di seputaran lampu jalan dekat pos ronda tengah kampung bersama Bapak. Malam-malam, sehabis hujan, bertemankan jaket tebal dan sepotong cerita, kami menonton laron yang seolah-olah menggambarkan kondisi chaos. Tanpa tujuan, merebut cahaya, ketakutan. Tak karuan. Kegiatan menonton laron sehabis hujan merupakan agenda wajib saya dan Bapak sehabis maghrib. Saya sangat menyukai pertunjukan itu sebab bagi saya laron-laron yang berterbangan itu dramatis sekali. Mereka adalah wujud nyata konsep anarki, kelompok tanpa hierarki yang sama-sama memiliki insting melindungi diri. Saya suka melihat bagaimana mereka terdorong oleh kebutuhan dengan memberanikan diri keluar dari dalam tanah dan mencari kehangatan. Saya tertarik pada bagaimana laron-laron ini keluar mencari pasangan dan ...
Nanos gigantum humeris insidentes.