Langsung ke konten utama

Menyapa Penggemar

Hello guys... Welcome to my channel... Ok, it's probably really awkward because well, does anyone even read this? Or I just talking to myself? Hahaha... But it is okay... I still love to writing even if nobody reads hehehe...

Jadi, bagaimana kabarmu hari ini, Kosmos? Semua berjalan lancar? Aurora masih di langit Kutub? Gravitasi masih berlaku? Aku menanyakannya kepadamu, karena buatku segalanya telah berubah... Banyak hal tidak sama lagi. Selain meng-upgrade diriku menjadi manusia milenium yang mengandalkan ojek online dan sudah beberapa kali nonton bioskop, aku kira masih banyak hal lain yang seolah-olah terdiam, tapi sebenarnya berubah. Sains bilang kita bukan lagi orang yang sama setiap 10 tahun berlalu. Tapi, what makes Tanti 'Tanti' is still the same, right? Esensi yang barangkali takkan pernah terjawab selama aku menjadi manusia.
Menurutmu, Kosmos, apakah sedetik yang baru saja berlalu telah merubah sesuatu di dunia ini? Adakah sesuatu yang berubah setiap detik? Apakah bintang jumlahnya berkurang, atau tetap? Apakah seseorang di suatu tempat sedang mengambil keputusan terbesar dalam hidupnya saat ini? 
Lihat, Kosmos, aku telah menggelisahkan hal-hal yang aneh. Aku telah mencari jawaban dari hal-hal yang tak seharusnya aku gelisahkan. Padahal, masih banyak hal lain yang seharusnya aku pikirkan, tugas kuliah besok, mengatur money supaya tidak boros, dan lain sebagainya :'v

Ya sudahlah Kosmos, waktunya saya kembali ke realita yang menunggu. Banyak hal harus dikerjakan dalam waktu dekat :> Stay that way, Cosmic. Titip salam buat pemilik tulang rusukku, hehe. YAH ALAY. Baiklah. Sebelum penutup, aku mau bertanya. Rahasia apa yang masih kau simpan sampai sekarang dan kapan aku boleh tahu?

Bye. I'll write to you again. Later.
Salam sayang, gadis polos yang sedang mendamba ayam krispi dan segelas soda gembira. 

Komentar

  1. aku tidak tahu atau paham siapa Kosmos, anggaplah aku bodoh. tetapi aku tahu satu hal, tanyakanlah yang ingin kau tanya. esensi tidaklah berarti ketika sejumlah adrenalin memompa jantungmu untuk terus memberi sinyal kepada neuron untuk terus mengetahui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku tidak tahu mengapa tapi waktu membaca komentarmu ini bahasamu mirip sekali sama Dewi Lestari. Keren, cerdas, dan dalam. Banyak pertanyaan yang melintas di otakku. Mencoba menaruhnya dalam kata-kata kedengaran sulit. Aku coba dengan sebuah pertanyaan, menurutmu, apakah semua yang kita lihat ini nyata?

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Porcelina of the Vast Oceans*

*) Judul diambil dari lagunya The Smashing Pumpkins yang tidak ada hubungannya.                 Tema hari ketujuh belas: Imagine yourself stranded alone in an unknown land. How does it look?                 Hai.                Maaf ya telat setahun. Hahahaha.             Jadi seharusnya tulisan ini ditulis setahun yang lalu. Tapi karena saya sibuk dimintain tolong Kera Sakti buat mencari kitab ke barat, jadi ya begini deh. Hahaha, nggak ding, alasan aja. Alasan sesungguhnya adalah… rahasia deh.             Yah pokoknya kita sudah di sini sekarang, jadi tanpa perlu berlama-lama lagi, mari kita lanjutkan saja!             Tema hari ke-17 diminta untuk membayangkan apa yang akan terjadi jika saya terdampa...

Tak Terhingga

  Kau adalah ukuran yang kupakai untuk mendefinisikan ketakterhinggaan. Waktu mengukir laju bintang dalam cahaya Meninggalkan jejak yang hanya bisa kau bayangkan dalam kepala. Ketika kaupandangi langit malam, segala yang timbul hanyalah pertanyaan. Dan gambaran. Dan gambaran. Dan pertanyaan. Kau mengira-ngira lagi. Terawang-awang di tengah lautan kosmik kau bagai peri di lubang hidung raksasa mistik Bagai menjilat bulan dengan ujung lidahmu yang merah. Sebagian karena dingin. Sebagian karena permen kaki yang suka kau beli di sela istirahat kelas. Telingamu penuh oleh riuh rendah deburan ombak Yang kau kira-kira sebagai melodi agung nyanyian Tuhan Yang memberkati senandung langkahmu dalam setapak keabadian. Kau begitu kecil. Begitu fana. Begitu mudah ditiup dan menghilang. Jadi abu, jadi serbuk, jadi setetes embun basah di muka daun lontar. Tanganmu menggapai-gapai bintang yang lewat di depan mata.  Kau cari-cari tali sepatumu yang hilang di tengah cincin saturnus. Ka...

Martha

Dia adalah pertentangan bagi satu yang lain. Ia benci hujan dan suara gemuruh, tapi suka aromanya yang katanya segar dan khas. "Kupikir aroma hujan sulit sekali dilukiskan," katanya saat itu, "tapi memberimu kedamaian bagai mencapai titik spiritual tertentu." Aku setuju.                 Ia benci malam hari, tapi suka sekali dengan bintang dan astrologi. "Aku tidak percaya zodiak," katanya membela diri saat pertama kali kita bertemu. "Tapi aku suka ceritanya, dan interpretasi manusia bahwa posisi bintang bisa benar-benar memengaruhi kepribadian seseorang. Kukira itulah kenapa manusia suka percaya pada konspirasi. Karena seolah-olah kita menemukan pola tertentu, padahal itu sebuah keniscayaan."                 "Teori Ramsey?" sahutku cepat.                 ...