Hidup
memang penuh kejutan. Karena itu, kau harus terbiasa.
Kemarin malam berjalan sama seperti
malam-malam sebelumnya, setidaknya sampai kami sekeluarga dikejutkan dengan
datangnya tokek ke rumah kami. Bagi kami, tokek adalah hewan yang tak bakal
kepikiran bakal sampai ke rumah kami. Darimana dan lewat mana datangnya tokek
tersebut masih menjadi misteri sampai saat ini. Bahkan, aku lebih tak terkejut
saat ada kuda putih lewat depan rumah daripada munculnya tokek di rumah kami
(iya, dua kali kakakku melihat kuda putih yang lewat dan meringkik disambut
sorak anak kecil, walau aku sendiri belum beruntung mendapat kesempatan
melihatnya).
Aku melihat tokek itu dengan mata kepalaku
sendiri. Pada waktu aku akan makan malam, ibuku bercerita bahwa ia melihat
tokek diatas pintu kamar saat ia sedang terbangun dari menonton televisi.
Kukira itu hanya halusinasi ibu karena ia baru bangun tidur. Namun, saat dengan
hati-hati aku mencoba membuka pintu kamar dan mengintip apa yang ada dibaliknya,
aku tersentak dan deg-degan setengah mati sebab jarak diantara kami berdua
tidak sampai satu meter (ia berada tepat dibawah baju bapakku yang tergantung
di dekat pintu). Tokek itu berukuran besar, berwarna gelap, diam tak bersuara. Aku
lantas berlari ginjal-ginjal dan
deg-degan, anehnya sekelebat pikiran terlintas di otakku bahwa akhirnya malam
ini tak terasa monoton di rumahku.
Hingga saat catatan ini ditulis,
tokek itu masih menggantungkan nasibnya pada keajaiban karena kamar itu kami
kunci rapat dan tidak boleh ada seorangpun yang masuk sampai bapak dan temannya
berusaha mengeluarkannya entah dengan cara apa. Aku tidak tahu bagaimana nasib
tokek itu sekarang. Jika pintar, ia pasti sudah meraih remote dan menonton
televisi sekarang. Jika lebih pintar lagi, ia akan berselimut dan tidur siang
di kasur yang nyaman sebelum dikeluarkan dari isolasinya nanti sore sepulang
bapak dari tempat kerjanya.
Kata orang, tokek adalah pertanda.
Aku membaca di internet bahwa tokek adalah hewan yang dapat meramalkan masa
depan pemilik rumah yang ditempatinya, bisa jadi juga perlambang akan datangnya
keberuntungan, pengusir mala, atau bahkan ia ditunggangi makhluk tak kasat mata
jika beratnya mencapai lebih dari 3 ons. Buatku pribadi, itu terdengar tak
masuk akal dan tak bisa dipercaya. Tapi di lain sisi aku masih suka membaca
horoskop (aku tak memercayainya sih, hanya saja itu menyenangkan) dan kupikir
itu sama saja. Aku hanya menanggapnya tak lebih dari sekadar hiburan karena
manusia memang suka mendengar mitos. Benar, bukan?
Tapi, yang lebih penting daripada itu,
tokek itu mengingatkanku akan sesuatu. Kedatangannya yang tanpa tanda-tanda,
tak dapat ditebak, serta mitos-mitos yang dibawanya mengingatkanku akan mereka
yang datang di hidupku selama ini. Tak ada satupun dari mereka yang dapat
kutebak akan datang, mereka hadir tanpa tanda-tanda, dan membawa pesan
tersendiri. Beberapa dari mereka hadir dan membuat perubahan yang luar biasa dalam
hidupku. Ada pula yang hadir tapi tak kuketahui pesan apa yang dibawanya sampai
saat ini, sementara ia hanya terdiam dan mesam-mesem
mondar-mandir di hidupku, sebuah misteri yang barangkali akan terjawab nanti.
Apakah pesan-pesan yang mereka
bawakan akan kumengerti sebelum aku pergi nanti? Apakah pesan-pesan ini dapat kutemukan
sebelum aku pergi lebih jauh lagi? Tidak ada yang tahu. Sama seperti tokek itu,
ia tidak tahu kapan bapakku dan temannya akan datang untuk menyuruhnya pergi.
Aku sendiri juga tidak tahu apakah
aku dapat mengerti pesan yang disampaikan tokek itu sebelum ia menjauh nanti.
Komentar
Posting Komentar