Pembicaraan
terakhir kita, adalah tentang pentingnya air putih daripada teh kemasan.
Perjalanan terakhir yang kuingat bersamamu adalah saat kita keliling Malang dan sampai pada negeri dongeng, tempat yang sebelumnya tak pernah kudatangi. Saat itu, aku malah sibuk main HP dan pasti membuatmu sakit hati. Kau malah membelikanku es degan dan mengantarku pulang.
Perjalanan terakhir yang kuingat bersamamu adalah saat kita keliling Malang dan sampai pada negeri dongeng, tempat yang sebelumnya tak pernah kudatangi. Saat itu, aku malah sibuk main HP dan pasti membuatmu sakit hati. Kau malah membelikanku es degan dan mengantarku pulang.
Sementara
perjalanan-perjalanan kita yang lain selalu membuatku merasa nyaman berada di
truk mu, makan gorengan sambil memandang jalan raya, sampai aku sedih jika
waktunya pulang.
Kau mengajarkanku arti sebuah perjalanan. Kau memberiku keinginan untuk melihat dunia. Kau memberiku keberanian tak terkira untuk setiap langkah yang kuambil. Kau punya sejuta kebijaksanaan untuk aku temukan.
Andai kita punya lebih banyak waktu…
Kau mengajarkanku arti sebuah perjalanan. Kau memberiku keinginan untuk melihat dunia. Kau memberiku keberanian tak terkira untuk setiap langkah yang kuambil. Kau punya sejuta kebijaksanaan untuk aku temukan.
Andai kita punya lebih banyak waktu…
Aku
berjanji akan lebih menghargaimu, seperti aku melihat sosokmu yang sangat keren
sewaktu aku masih kecil…
Aku
berjanji akan membawakanmu secuil Tembok Berlin, dan memberimu kenang-kenangan
yang lebih berarti dari cokelat…
Aku
berjanji akan menceritakan kepadamu negeri-negeri yang kujelajahi…
Aku berjanji
akan lebih membanggakan bekas tembakan di perutmu daripada setiap luka yang pernah
kualami…
Wah, my
old man… Selamat karena kau telah lulus dari ujian di dunia ini. Selamat karena
kau telah melewati satu fase dalam hidupmu dan meninggalkan jejak yang berarti
bagi sangat banyak orang di dunia ini. Boleh jadi, saat ini aku iri padamu. Kau
telah membuka pintu menuju tempat yang baru, dimana semuanya serbabahagia dan
tidak ada derita.
My old
man, maafkan aku tidak sempat mengunjungimu saat kau sakit. Maafkan aku yang
seringkali lupa berdoa untuk dirimu. Maafkan aku karena telah melupakanmu saat-saat
itu…
Saat
ini, yang selalu kuingat adalah bagaimana kau telah menghiasi bagian-bagian
dalam hidupku dan mengajarku ketulusan serta kebaikan lebih daripada yang kau
tahu… Kuharap saat ini kau tahu akan hal itu.
Aku
berdoa agar kau selalu mengingatku sebagai anak yang baik, meskipun aku tahu
aku seringkali tidak seperti itu. Aku berdoa agar sosokmu selalu mengingatkanku
akan ketulusan dan kebaikan dalam setiap langkah di hidupku. Aku berdoa agar
keberanian yang kau ajarkan terus mengikutiku.
Semoga
kau tetap mengenangku sebagai anak kecil yang menggambar dirimu dengan handuk
kecil, kacamata, topi dan kumis tebalmu. Dan semoga aku tetap mengenangmu
sebagai my old man yang telah mengubah hidupku…
Selamat
jalan, my old man… Terima kasih telah membuat arti.
Malang, 28 Agustus
2018
In memoriam, my
old man, KR.
Komentar
Posting Komentar