Terkadang cinta menjadi pembenaran bagi hal-hal yang melanggar kemanusiaan.
Source: https://www.pinterest.com.au/pin/471541023463668699/
Beberapa waktu yang lalu saya membaca sebuah kutipan dari film yang saya kira benar sekali. Kutipan ini sungguh menohok saya dan memberikan saya bukti bahwa terkadang apa yang kita anggap benar hanya merupakan sebuah pembenaran dan bukan merupakan kebenaran itu sendiri.
Saya terkadang merasa heran
dengan orang yang sedikit-sedikit mengatasnamakan cinta. Seolah-olah tidak ada
yang salah jika semua dikaitkan dengan cinta. Ada beberapa fenomena yang saya
ambil berkaitan dengan pengatasnamaan cinta yang salah.
Pertama, fenomena pelakor yang
beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan akibat viralnya video seorang wanita
yang melempar-lemparkan duit pada wanita lain yang telah dituduh sebagai
perebut suaminya. Bukan membahas viralnya wanita itu, yang justru menarik
perhatian saya adalah fenomena pelakor itu sendiri. Apa yang membenarkan pelaku
untuk merebut suami orang lain? Apa juga yang membuat sang suami tetap melakukan
hal yang tidak dibenarkan tersebut? Jawabannya, diatas segala tetek bengek yang
mungkin, (misal: harta, rasa bosan, dll) adalah CINTA. Yang mengejutkan, mereka
merasa bahwa meskipun salah, tapi apa yang mereka lakukan itu sebenarnya tidak
apa-apa karena berlandaskan cinta. Pengatasnamaan yang salah. Bagi saya
pribadi, ‘cinta yang salah’ ini telah membawa retaknya hubungan kemanusiaan
antara pelaku dan korban. Padahal, cinta adalah perekat bagi sesama manusia,
bukannya sebagai alasan untuk menyakiti perasaan sesama manusia. Fenomena
perselingkuhan bukanlah pengatasnamaan cinta yang benar, perselingkuhan adalah
dampak yang muncul akibat nafsu yang tak bisa ditahan dan penodaan cinta itu
sendiri.
Kedua, tindakan yang ekstrem
atas nama cinta. Beberapa orang rela membunuh orang lain atas dasar cinta, rela
membunuh dirinya sendiri atas nama cinta, dan bahkan rela membunuh banyak orang
lain atas nama cinta. Beberapa kasus fans fanatik yang tega membunuh idolanya
sendiri karena ‘terlalu mencintainya’ adalah salah satu contohnya. Dilansir
dari brilio.net, salah satu penyanyi jebolan The Voice Christina Grimmie,
ditembak oleh fans fanatiknya yang bernama Kevin James Loibl, saat sesi tanda
tangan setelah Grimmie tampil menyanyi. Alasannya mengejutkan. Loibl menembak
Grimmie karena ia tak ingin ada orang selain dia yang mendapatkan hati Grimmie.
Daripada hal itu terjadi, ia lebih memilih untuk membunuh Grimmie. Sangat
disayangkan. Hanya karena alasan cinta ia rela membunuh orang yang harusnya
sangat disayanginya. Kasus lain misal, orang lebih baik mati daripada ditinggal
orang yang dicintainya, dll. Orang bisa jadi sangat sedih saat ditinggal mati
oleh orang yang dikasihinya, tapi tetap saja bunuh diri mengatasnamakan cinta
dan kata-kata ‘aku tak bisa hidup tanpamu’ adalah sesuatu yang salah. Seperti
di film Up, ketika sang kakek ditinggal oleh istrinya, hal yang dilakukannya
adalah meneruskan impiannya dan istrinya, bukannya memutuskan untuk menyusul
mati sang istri. Berat memang. Namun roda kehidupan akan terus berputar dan
akan ada suatu waktu dimana mereka yang berduka bangkit kembali. Begitupun
hal-hal lain, rasa cemburu buta, rasa cinta yang salah pada suatu kepercayaan
hingga menimbulkan aksi terorisme, dsb.
Tidak
hanya tindakan ekstrem. Beberapa orang yang saking cintanya pada idola mereka
terkadang melakukan tindakan-tindakan yang tergolong ringan namun menuju berat.
Misalnya, seorang anak yang mogok sekolah hanya karena tidak dibelikan kaset
terbaru artis idolanya. Bahkan, beberapa hal seringkali kita lakukan dan tanpa
kita sadari akan membawa kita menuju tindakan yang ekstrem, contohnya lebih
mementingkan menguntit idola lewat sosial media daripada menghabiskan waktu
untuk belajar. Lagi-lagi, atas nama cinta.
Ketiga, orang yang rela dibodohi
atas nama cinta. Seberapa banyak dari kita yang sering termakan oleh rayuan
gombal pacar atas nama cinta? Cerita-cerita tentang remaja yang hamil di luar
nikah seringkali dimulai dengan kalimat, “kamu cinta aku kan, sayang?” Helaaw,
sudah abad 21 masih pakai kalimat begituan? Wah, ternyata hanya waktu yang
semakin maju, manusia gak maju-maju wkwk :p
Manusia
memang dianugerahi emosi. Ada marah, sedih, bahagia, dan salah satu emosi yang
paling kuat (serta rumit) adalah cinta. Cinta yang baik akan membawa manusia
pada tindakan-tindakan yang baik dan bermanfaat. Cinta yang salah akan
menjerumuskan manusia ke perilaku-perilaku yang tidak baik, bahkan malah
irasional. Nah, buat kita semua, khususnya para remaja, emosi yang tidak stabil
terkadang memengaruhi cara pandang kita akan sesuatu. Sedikit-sedikit
mengatasnamakan cinta. Parahnya lagi, menganggap apa yang dilakukan itu tidak
salah karena mengatasnamakan cinta. Cinta adalah sesuatu yang baik. Cinta
adalah hal yang harus dimiliki semua orang karena bisa membuat dunia lebih
baik. Namun, penyalahgunaan cinta akan sesuatu dapat menjadi nafsu, nafsu
menjadi obsesi, obsesi menjadi tindakan yang akhirnya malah menjerumuskan.
Jangan sampai itu terjadi pada kita, dan apabila kita pernah mengatasnamakan
cinta untuk sesuatu yang salah, semoga kita bisa segera menyadarinya dan
memperbaiki cara pandang kita tentang cinta.
Jadi,apa sebenarnya arti cinta?
BalasHapusWell done girl💖 keep up😍
Looks like I know you 😃 thankyou sudah mampir, baca, dan komen... Kalau arti cinta, gabisa singkat harus dibikin artikel lain wkwkw... Sering2 mampir yaa
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusjosss lanjutkan
BalasHapuslantas, apakah si pengarang sedang jatuh cinta sehingga dia menyematkan banyak kata cinta diatas ?
Ya, tepatnya dia sedang jadi platonik wkwkwk
HapusBener banget.. ditunggu up berikutnya
BalasHapusTerima kasihh ditunggu yaa
HapusBener banget.. ditunggu up berikutnya
BalasHapus