Langsung ke konten utama

Sweet Caroline

 

*Judul diambil dari lagunya Neil Diamond. Kebetulan seharian ini muter lagu ini terus.

            Tema hari ketiga: What are three most important things you cannot live without?

1.      Musik

            Saya pernah membaca suatu kutipan yang kurang lebih bilang: Tuhan itu cinta musik. Itulah kenapa tanda kehidupan berupa irama detak jantung.

            Waktu pertama kali membacanya, saya jadi mikir kok bisa ya ada musik di dunia ini. Bunyi itu ajaib, lho. Dia nggak kelihatan, tapi bisa menyatukan seluruh orang di dunia ini. Nggak ketinggalan makhluk hidup lain seperti hewan. Saya pernah nonton berita tentang kandang ayam yang diputarkan lagu-lagu melankolis bisa meningkatkan produktivitas ayam. Luar biasa sekali, bukan? Dunia ini memang lebih khayal dari yang kita duga.

            Musik mungkin jadi salah satu bagian penting dalam hidup saya, karena hei, detak jantung saya sendiri adalah musik! Sekali musik itu berhenti, selesai sudah. Tapi, selain itu semua, alasan saya nggak bisa hidup tanpa musik adalah karena musik itu selalu lebih dari kelihatannya.

            Ketika mengalami hari yang berat, ketika lagi kehilangan pegangan, ketika lagi bahagia, musik jadi semacam penyampai pesan dan penenang diri. Menakjubkan bagaimana hal yang nggak kelihatan macam musik bisa sangat berpengaruh pada diri kita.

            Musik bisa dibilang sebagai bahasa universal yang bisa menyatukan seluruh umat manusia yang suka berkelahi di muka bumi ini. Saya selalu merinding setiap kali nonton tayangan ulang Live Aid 1985 di YouTube. Waktu Freddie Mercury bikin improvisasi “eeee oooh” yang dijuluki sebagai “the note heard round the world” itu, bayangkan berapa juta orang yang mengikuti dia di Wembley. Jutaan orang! Berteriak bersamaan, menyanyi bersama, menikmati musik yang sama, demi konser amal untuk membantu orang-orang kelaparan di Ethiopia. Atau waktu fans Ajax nyanyi Three Little Birds bersama-sama di stadium. How cool is that? Orang-orang bersatu dalam musik. Mereka digerakkan oleh sesuatu yang bahkan nggak ada wujudnya.

            Musik juga bisa membuatmu tenggelam dalam pikiran, menciptakan suasana aneh nan ganjil yang membuat kita merasa kecil dan dunia terasa begitu luas sampai-sampai membuat kita bertanya-tanya tentang asal mula diri kita dan semesta. Itu seenggaknya yang saya rasakan ketika mendengar lagu Eye in The Sky dari Alan Parsons Project. Lagu itu menurut saya adalah lagu yang paling membuat pendengarnya “lost in thoughts” sepanjang masa. Diikuti oleh I Still Haven’t Found What I’m Looking For (U2), The End (The Doors), The Spirit Carries On (Dream Theater), dll (the list still goes on :D).

            Martin Luther bilang, music is the fifth gospel. Saya nggak bisa nggak setuju. Pemujaan terhadap Tuhan melalui musik adalah hal yang indah. Penggambaran rasa syukur dalam bentuk yang elok. Saya pikir lagu Seindah Siang Disinari Terang mampu memberikan perasaan itu.

            Mendengarkan musik itu bisa jadi pengalaman spiritual yang menyenangkan. Memainkannya apalagi. Berbahagialah orang yang dikaruniai talenta dalam bermusik. Berjoget dengan iringan musik adalah kenikmatan tersendiri. Menangis karena musik itu sangat melegakan karena kita merasa akhirnya ada seseorang yang mengerti perasaan kita. Simpel, tapi kompleks.

            Ya, musik adalah sesuatu yang sulit dipisahkan dari hidup saya, makanya saya rela-rela aja dengerin iklan YouTube Music supaya tetap dapat mendengarkan musik kesukaan. Hhhh.

 

2.      Buku Catatan

            Kayaknya sudah bukan rahasia lagi kalau saya orang yang pelupa parah, sampai-sampai ada kawan SMP bilang saya ini amnesia wkwk. Makanya, saya selalu butuh buku catatan. Buku catatan ini hadir dalam rupa lain, yakni Google Note di HP. Dulu waktu masih SMA saya rajin pakai aplikasi Diary Harian untuk menulis apapun yang lagi kepikiran agar nggak sampai lupa. Mulai dari ide, sesuatu yang nggak saya ketahui, sampai hal menarik dari ceramah Pak Dedi, guru Antropologi saya.

            Sekarang, saya rajin pakai Google Note karena lebih simpel. Google Note ini menyelamatkan saya berkali-kali. Saya bahkan pernah lupa kalau ada jadwal kelas :D. Intinya, buku catatan adalah life saver yang sangat membantu kehidupan fana ini.

 

3.      Minuman Berasa

            Kayaknya banyak orang juga yang tahu kalau saya nggak suka minum air putih, wkwk. Saya masih berusaha untuk menyukai air putih sih. Tapi, godaan minuman berasa itu kuat sekali.

            Saking sukanya minuman berasa, saya selalu beli kalau perjalanan jauh atau ketika pergi ke tempat yang saya tahu nggak bakal ada minuman berasa. Kayaknya obsesi ini mulai nggak sehat ketika saya menyadari bahwa saya selalu khawatir nggak bakal nemu minuman berasa di tempat yang saya kunjungi.

            Makanya, saya merasa saya nggak bisa hidup tanpa minuman berasa. Saya sudah mulai mencoba mengurangi konsumsi minuman berasa saat harga Pop Ice naik jadi tiga ribuan. Tapi tekad itu seketika surut saat lihat Frestea kemasan dua ribuan. Astaga. Saya mau hidup sehaaaatttt!!!!!



*30DaysWritingChallenge: ini adalah tantangan untuk menulis rutin kepada diri sendiri. Selama 30 hari ke depan saya akan menulis setiap hari sesuai tema yang telah ditentukan.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Porcelina of the Vast Oceans*

*) Judul diambil dari lagunya The Smashing Pumpkins yang tidak ada hubungannya.                 Tema hari ketujuh belas: Imagine yourself stranded alone in an unknown land. How does it look?                 Hai.                Maaf ya telat setahun. Hahahaha.             Jadi seharusnya tulisan ini ditulis setahun yang lalu. Tapi karena saya sibuk dimintain tolong Kera Sakti buat mencari kitab ke barat, jadi ya begini deh. Hahaha, nggak ding, alasan aja. Alasan sesungguhnya adalah… rahasia deh.             Yah pokoknya kita sudah di sini sekarang, jadi tanpa perlu berlama-lama lagi, mari kita lanjutkan saja!             Tema hari ke-17 diminta untuk membayangkan apa yang akan terjadi jika saya terdampa...

Tak Terhingga

  Kau adalah ukuran yang kupakai untuk mendefinisikan ketakterhinggaan. Waktu mengukir laju bintang dalam cahaya Meninggalkan jejak yang hanya bisa kau bayangkan dalam kepala. Ketika kaupandangi langit malam, segala yang timbul hanyalah pertanyaan. Dan gambaran. Dan gambaran. Dan pertanyaan. Kau mengira-ngira lagi. Terawang-awang di tengah lautan kosmik kau bagai peri di lubang hidung raksasa mistik Bagai menjilat bulan dengan ujung lidahmu yang merah. Sebagian karena dingin. Sebagian karena permen kaki yang suka kau beli di sela istirahat kelas. Telingamu penuh oleh riuh rendah deburan ombak Yang kau kira-kira sebagai melodi agung nyanyian Tuhan Yang memberkati senandung langkahmu dalam setapak keabadian. Kau begitu kecil. Begitu fana. Begitu mudah ditiup dan menghilang. Jadi abu, jadi serbuk, jadi setetes embun basah di muka daun lontar. Tanganmu menggapai-gapai bintang yang lewat di depan mata.  Kau cari-cari tali sepatumu yang hilang di tengah cincin saturnus. Ka...

Martha

Dia adalah pertentangan bagi satu yang lain. Ia benci hujan dan suara gemuruh, tapi suka aromanya yang katanya segar dan khas. "Kupikir aroma hujan sulit sekali dilukiskan," katanya saat itu, "tapi memberimu kedamaian bagai mencapai titik spiritual tertentu." Aku setuju.                 Ia benci malam hari, tapi suka sekali dengan bintang dan astrologi. "Aku tidak percaya zodiak," katanya membela diri saat pertama kali kita bertemu. "Tapi aku suka ceritanya, dan interpretasi manusia bahwa posisi bintang bisa benar-benar memengaruhi kepribadian seseorang. Kukira itulah kenapa manusia suka percaya pada konspirasi. Karena seolah-olah kita menemukan pola tertentu, padahal itu sebuah keniscayaan."                 "Teori Ramsey?" sahutku cepat.                 ...