Langsung ke konten utama

Northern Sky*

 

*Nulis ini sambil mendengarkan masterpiece dari Nick Drake.

            Nggak kerasa yah udah hari kedua aja. Ya ampun, basa-basi yang basi banget ini. Apa-apaan baru hari kedua sudah nggak kerasa wkwk.

            Harusnya, jadwal nulis #30DaysWritingChallenge saya itu kemarin, tapi saya lupa. Klasik banget sebetulnya, tapi beneran ini. Seharian saya merenungi kehidupan di perpustakaan UB karena terjebak hujan. Seharusnya dengan waktu selama itu saya bisa dapat latar belakang skripsi, tapi nggak. Saya malah kebanyakan diam sambil mikir lama banget ngapain saya ini sebetulnya. Padahal, semua sumber bacaan sudah terbuka, baju saya hangat, mata saya melek, tapi pikiran saya kosong. Jadi, udah terbukti ya, teman-teman. Perpus UB tidak angker. Harusnya saya sudah kesurupan tuh. Tapi nyatanya nggak juga. Wkwkwkw.

            Tema hari ini adalah: write about things or activities that make you happy.

            Jawaban malasnya cuma satu frasa: me time.

            Sebenarnya sederhana banget, ya? Cuma waktu untuk sendiri saja. Masalahnya, yang dimaksud waktu untuk sendiri itu yang gimana? Buang air besar juga sendirian. Tapi kan’ bukan itu yang dimaksud.

            Me time, dalam definisi saya yang paling sederhana cenderung malas, adalah waktu ketika saya lagi sendirian tapi nggak merasa kesepian. Waktu ketika saya lagi sendirian tapi saya bersemangat.

            Dulu, waktu kuliah masih offline, saya sering menyepi sendirian di gazebo gedung A atau B ditemani laptop, teh tarik instan, jajan asin dan manis, buku gambar, dan pensil. Laptop saya siapkan untuk mendownload sebanyak-banyaknya film yang ingin saya tonton. Maklum, namanya juga menggunakan fasilitas kampus semaksimal mungkin. Hehehe. Sambil mendownload, saya nyalakan YouTube buat mendengarkan lagu-lagu kesukaan saya. Saya ingat betul saat-saat itu adalah ketika saya lagi suka banget dengerin musik emo. Saya sampai menulis besar-besar sepenggal lirik lagu “Harder Than You Know”-nya Escape The Fate di buku gambar: BABY DON’T TALK TO ME, I’M TRYING TO LET GO… NOT LOVING YOU IS HARDER THAN YOU KNOW…

            Wah, merindingnya dapet. Saya sih yes, gatau kalau mas Dhani.

Biskies, teh tarik, dan novel Dee <3 Lokasi di lantai 5 gedung B FISIP UB.


            Saya pernah terlalu menjiwai lagu itu sampai beneran karaoke di gazebo gedung A. Ya, saya nyanyi beneran meski cuma bernada minus satu oktaf. Tapi saya yakin mbak-mbak di sebrang saya kedengeran dan merasa annoyed.

            Nah, sambil mendengarkan band-band yang menciptakan lagu dari tangisan patah hati itu saya menggambar. Biasanya saya mencontoh gambar-gambar di Pinterest. Jangan ditanya lah ya, kualitasnya seperti apa. Kalau dijejer dan disuruh mencari perbedaan pasti semua orang akan sependapat: LAH INI MEMANG JAUH BERBEDA.

            Sambil menggambar, atau lebih tepatnya mencoret-coret sesuka hati, saya menyeruput teh tarik nikmat yang harganya cuma tiga ribuan tapi kehangatannya abadi. Kemudian, saya menikmati jajan. Kalau filmnya berhasil didownload dengan cepat, kegembiraan saya berkali lipat.

            Hanya begitu saja, suasana hati saya membaik dengan cepat, bahagia yang sederhana.

            Kali lain, me time itu saya isi dengan hal lain.

            Setelah selesai kuliah misalnya, saya jalan ke warung bakso kesukaan saya. Saya pesan menu yang seperti biasa. Kalau ada uang berlebih, bolehlah nambah pentol lagi. Setelah kenyang, saya balik lagi ke kampus buat duduk-duduk di depan pancuran FISIP. Dulu, ya, sebelum taman FISIP berubah jadi alun-alun. Disana, saya membaca buku yang saya pinjam di perpustakaan sambil menikmati angin sepoi-sepoi dan tawa bahagia mbak mas yang lagi foto-foto habis ujian sempro. Saya selalu berpikir saat itu, enak banget ya mereka. Kapan ya saya bisa begitu? Aneh aja sekarang saya yang ada di posisi mereka dan baru ketampar kalau mengerjakan skripsi itu susah juga. Bukan hanya pengerjaannya, tapi juga kesiapan mental. Sesuatu yang bikin saya keder duluan di awal perjalanan.

            Kali lain, me time itu saya isi dengan tidur di ruang laboratorium HI.

            HAHAHHAHAAHAH

            Kali lain lagi, me time itu saya isi dengan jalan-jalan keliling UB. Nggak tahu juga ngapain sebetulnya. Tapi saya suka jalan kaki. Saya pernah jalan kaki dari FISIP ke patung pesawat Soehat lantaran penasaran kenapa orang Indonesia nggak suka jalan kaki. Ternyata dugaan saya benar, selain jalan-jalannya nggak ramah pejalan kaki, nggak ada pemandangan yang bisa dilihat. Orang luar negeri mungkin suka jalan kaki karena pemandangan sepanjang jalan juga menyenangkan untuk dilihat. Dengan mempertimbangkan cuaca panas dan orang-orang kurang ajar sepanjang jalan yang suka siul-siul sembarangan, naik angkot jauh lebih worth it kalau yang dicari adalah perjalanan santuy.

            Karena ketagihan menyendiri ini pula mungkin saya suka begadang. Sebenarnya kebiasaan dari kecil, sih. Tapi saya baru merasa senang sekali begadang waktu sudah besar seperti sekarang ini. Saya bisa melakukan apapun di malam hari yang nggak bisa saya lakukan waktu ada banyak orang. Kecuali main ukulele aja sih. Soalnya bisa-bisa saya diusir dari rumah. Hhhh.

            Tapi seriusan. Saya merasa baru bisa fokus saat malam hari, bisa menikmati apapun yang saya lakukan. Mulai dari marathon How I Met Your Mother, nonton film, eksperimen memasak, membangun rumah-rumahan Barbie dari kardus, menggambar Aristoteles, sampai bermain sudoku.

            Maka, kalau ditanya aktivitas apa yang membuat saya bahagia, jawabannya adalah aktivitas-aktivitas yang saya nikmati waktu me time. Aktivitasnya bisa sangat random sekali. Tapi, diatas itu semua, seluruh aktivitas diatas punya prasyarat tak terelakkan: saya nggak boleh kepikiran apapun. Kalau ada tugas sampai insekuritas, nggak ada artinya seluruh aktivitas-aktivitas itu. Hahahaha.

            Oiya, tambahan. Bukan berarti saat ada orang lain saya jadi nggak bahagia, ya. Saya suka sekali aktivitas yang melibatkan banyak orang. Main kasti, contohnya. Sumpah, kapan ya cuy bisa main kasti lagi? Wkwkwk. Selain itu, aktivitas yang paling saya suka dilakukan rame-rame adalah………………………… makan-makan. Hahahahahahahahahahahahahahahahaa…….. (asal bukan saya yang bayar).

*30DaysWritingChallenge: ini adalah tantangan untuk menulis rutin kepada diri sendiri. Selama 30 hari ke depan saya akan menulis setiap hari sesuai tema yang telah ditentukan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Porcelina of the Vast Oceans*

*) Judul diambil dari lagunya The Smashing Pumpkins yang tidak ada hubungannya.                 Tema hari ketujuh belas: Imagine yourself stranded alone in an unknown land. How does it look?                 Hai.                Maaf ya telat setahun. Hahahaha.             Jadi seharusnya tulisan ini ditulis setahun yang lalu. Tapi karena saya sibuk dimintain tolong Kera Sakti buat mencari kitab ke barat, jadi ya begini deh. Hahaha, nggak ding, alasan aja. Alasan sesungguhnya adalah… rahasia deh.             Yah pokoknya kita sudah di sini sekarang, jadi tanpa perlu berlama-lama lagi, mari kita lanjutkan saja!             Tema hari ke-17 diminta untuk membayangkan apa yang akan terjadi jika saya terdampa...

Tak Terhingga

  Kau adalah ukuran yang kupakai untuk mendefinisikan ketakterhinggaan. Waktu mengukir laju bintang dalam cahaya Meninggalkan jejak yang hanya bisa kau bayangkan dalam kepala. Ketika kaupandangi langit malam, segala yang timbul hanyalah pertanyaan. Dan gambaran. Dan gambaran. Dan pertanyaan. Kau mengira-ngira lagi. Terawang-awang di tengah lautan kosmik kau bagai peri di lubang hidung raksasa mistik Bagai menjilat bulan dengan ujung lidahmu yang merah. Sebagian karena dingin. Sebagian karena permen kaki yang suka kau beli di sela istirahat kelas. Telingamu penuh oleh riuh rendah deburan ombak Yang kau kira-kira sebagai melodi agung nyanyian Tuhan Yang memberkati senandung langkahmu dalam setapak keabadian. Kau begitu kecil. Begitu fana. Begitu mudah ditiup dan menghilang. Jadi abu, jadi serbuk, jadi setetes embun basah di muka daun lontar. Tanganmu menggapai-gapai bintang yang lewat di depan mata.  Kau cari-cari tali sepatumu yang hilang di tengah cincin saturnus. Ka...

Martha

Dia adalah pertentangan bagi satu yang lain. Ia benci hujan dan suara gemuruh, tapi suka aromanya yang katanya segar dan khas. "Kupikir aroma hujan sulit sekali dilukiskan," katanya saat itu, "tapi memberimu kedamaian bagai mencapai titik spiritual tertentu." Aku setuju.                 Ia benci malam hari, tapi suka sekali dengan bintang dan astrologi. "Aku tidak percaya zodiak," katanya membela diri saat pertama kali kita bertemu. "Tapi aku suka ceritanya, dan interpretasi manusia bahwa posisi bintang bisa benar-benar memengaruhi kepribadian seseorang. Kukira itulah kenapa manusia suka percaya pada konspirasi. Karena seolah-olah kita menemukan pola tertentu, padahal itu sebuah keniscayaan."                 "Teori Ramsey?" sahutku cepat.                 ...