Langsung ke konten utama

All The Small Things*

Sumber gambar: http://puzz1e.blogspot.com/2018/02/gambar-meme-lucu-terbaru-2018.html

*) Judul diambil dari Blink-182! Lagu yang membuat saya pengen belajar drum.

            Tema hari ketigabelas : Write about your goal for 1 month.

            Karena diminta untuk menulis goals buat satu bulan ke depan, ada beberapa keinginan yang nggak muluk-muluk sih sebenarnya. Makanya judulnya All The Small Things. Hal-hal kecil ini, tapi berarti besar buat sebulan ke depan. Xixixi.

            Hal pertama adalah saya ingin lulus seminar proposal. Sudah terlambat sebetulnya dari jadwal pertama yang saya buat, tapi nggak apa. Daripada meratapi masa lalu, saatnya kita melihat ke depan dengan tatapan penuh harap. Aku, kamu, kita semua bisa! Mantap, kan. Kayak yel-yel kelompok outbond.

            Hal kedua adalah menyelesaikan satu buku yang saya beli akhir tahun lalu. Saya sudah nggak sabar mau baca sebenarnya, tapi setiap buka ngantuk mulu. Saya lagi pengin coba menyelesaikan buku nonfiksi soalnya. Saya sudah lupa kapan terakhir kali saya baca buku non fiksi sampai habis.

            Hal ketiga adalah menyelesaikan kursus bahasa di Duolingo. Dulu saya rajin banget kerjanya. Ketika sehari bolong, saya langsung malas-malasan. Saya sudah mulai lagi sekitar awal bulan ini. Semoga 30 hari ke depan bisa tetap rajin dan nggak bolong-bolong! Amin.

            Udah itu aja. Karena ini ditulis 15 Februari, maka harusnya selesai 15 Maret. Doakan aja ya. Hehehehe :D

 

#30DaysWritingChallenge: ini adalah tantangan untuk menulis rutin kepada diri sendiri. Selama 30 hari ke depan saya akan menulis setiap hari sesuai tema yang telah ditentukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Porcelina of the Vast Oceans*

*) Judul diambil dari lagunya The Smashing Pumpkins yang tidak ada hubungannya.                 Tema hari ketujuh belas: Imagine yourself stranded alone in an unknown land. How does it look?                 Hai.                Maaf ya telat setahun. Hahahaha.             Jadi seharusnya tulisan ini ditulis setahun yang lalu. Tapi karena saya sibuk dimintain tolong Kera Sakti buat mencari kitab ke barat, jadi ya begini deh. Hahaha, nggak ding, alasan aja. Alasan sesungguhnya adalah… rahasia deh.             Yah pokoknya kita sudah di sini sekarang, jadi tanpa perlu berlama-lama lagi, mari kita lanjutkan saja!             Tema hari ke-17 diminta untuk membayangkan apa yang akan terjadi jika saya terdampa...

Tak Terhingga

  Kau adalah ukuran yang kupakai untuk mendefinisikan ketakterhinggaan. Waktu mengukir laju bintang dalam cahaya Meninggalkan jejak yang hanya bisa kau bayangkan dalam kepala. Ketika kaupandangi langit malam, segala yang timbul hanyalah pertanyaan. Dan gambaran. Dan gambaran. Dan pertanyaan. Kau mengira-ngira lagi. Terawang-awang di tengah lautan kosmik kau bagai peri di lubang hidung raksasa mistik Bagai menjilat bulan dengan ujung lidahmu yang merah. Sebagian karena dingin. Sebagian karena permen kaki yang suka kau beli di sela istirahat kelas. Telingamu penuh oleh riuh rendah deburan ombak Yang kau kira-kira sebagai melodi agung nyanyian Tuhan Yang memberkati senandung langkahmu dalam setapak keabadian. Kau begitu kecil. Begitu fana. Begitu mudah ditiup dan menghilang. Jadi abu, jadi serbuk, jadi setetes embun basah di muka daun lontar. Tanganmu menggapai-gapai bintang yang lewat di depan mata.  Kau cari-cari tali sepatumu yang hilang di tengah cincin saturnus. Ka...

Martha

Dia adalah pertentangan bagi satu yang lain. Ia benci hujan dan suara gemuruh, tapi suka aromanya yang katanya segar dan khas. "Kupikir aroma hujan sulit sekali dilukiskan," katanya saat itu, "tapi memberimu kedamaian bagai mencapai titik spiritual tertentu." Aku setuju.                 Ia benci malam hari, tapi suka sekali dengan bintang dan astrologi. "Aku tidak percaya zodiak," katanya membela diri saat pertama kali kita bertemu. "Tapi aku suka ceritanya, dan interpretasi manusia bahwa posisi bintang bisa benar-benar memengaruhi kepribadian seseorang. Kukira itulah kenapa manusia suka percaya pada konspirasi. Karena seolah-olah kita menemukan pola tertentu, padahal itu sebuah keniscayaan."                 "Teori Ramsey?" sahutku cepat.                 ...