Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Not (Really) A Social Butterfly

I still remember the day I entered a discotic for the first time when I was in a short language course in Germany. It was a new experience for me, a sweet young girl who rarely hang out at night. Well, it's not really because I hate to go outside, but, actually because I have no choice. My family always chooses to be at home rather than go outside. Even for having dinner together or lunch, we rather order it by online apps or simply buy it and take it home. We went together a couple of times, usually in some events held by the office or our church. We sometimes went together only our family, but the one I love and still remember until now is when we spontaneously decided to go to the Singosari Temple and had one of the best bakso we ever tasted.  That day when I first entered the disco, I feel kinda strange. I didn't know what I'm supposed to do, it's just really not my thing. I ended up chatting with some people and went outside the room, eating some snacks and ...

What is Faith?

Beberapa minggu yang lalu saya sedang duduk bersama dengan keluarga, berbincang santai sambil makan malam. Di akhir suapan, entah dari mana asalnya, kami kemudian bicara mengenai iman.             Apa itu iman? Bagaimana seharusnya kita beriman?            Iman adalah suatu konsep yang menarik bagi saya pribadi. Saat ini, pengertian paling pas bagi saya mengenai iman digambarkan secara tepat dalam Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”             Kata kunci yang penting mengenai iman adalah: percaya.           Kepercayaan menjadi hal penting dalam iman. Iman berarti meyakini sesuatu, mempercayai, mengimani. Sesuatu yang tidak kita lihat, yang kita harapkan demikian adanya. Dan karena ...

Surat yang Lusuh, Lecek, dan Terselip di Pojok Lemari Itu

Aku cuma takut saja bulan tiba-tiba jatuh dan dimakan kecoa, sementara aku belum bersepeda ke rumahmu malam-malam mengantarkan surat cinta. Karena orang zaman sekarang suka sekali akan misteri, barangkali beberapa hal memang baik tetap menjadi misteri. Seperti ketika aku menulis puisi di atap rumahku, ketika tiba-tiba salju turun di daerah tropis dan semua orang tak tahu, ketika diantara salju-salju itu hadir seorang peri kecil yang membuat malam itu sungguh cantik dan tiada yang tahu karena semua orang sedang lelap tertidur. Kata peri itu, “Jangan bonceng dia naik vespa, dia tidak suka. Satu angkot saja sama dia pulang-pergi, atau lebih baik lagi kalian memancal sepeda bersama-sama ketika matahari hampir terbenam.” Peri itu masih kecil, kurasa dia sok tahu sekali. Tapi benar juga sih, apa katanya. Masalahnya, hujan turun pada pagi setelah malam istimewa itu dan aku masuk angin. Karena itulah aku tidak lagi menulis puisi malam-malam di atas genteng rumahku. Lalu kemarin sore a...

Kenapa Saya Tidak Percaya Hantu

“Hati-hati kalau keluar sore hari, nanti diculik wewe gombel.”             Apa itu hantu? Mungkinkah ada dunia lain diluar dunia yang kasat mata? Bagaimana mungkin, setan, yang ‘seharusnya’ multidimensional, sangat terikat dengan wilayah tempat tinggalnya? Pertanyaan-pertanyaan ini terus ‘menghantui’ saya, membuat saya penasaran dan kepikiran dalam waktu-waktu tertentu. Contohnya subuh ini, sekitar pukul 3 pagi, saat saya seharusnya sedang mengerjakan UTS namun malah ganti haluan menulis tentang hal ini. Pertanyaan ini juga membuat saya bertanya-tanya saat membaca memetwit di Twitter, saat mendengarkan orang lain cerita hantu, saat bergosip tentang urban legend dari sekolah dasar sampai kampus. Polanya hampir selalu sama, yakni, pasti sekolah kita dulu bekas rumah sakit dan kelas atau toilet dulunya kamar mayat.             Diskursus mengenai hantu, setan, iblis, dan ...

Please, Let Me Get What I Want*

I wish I could feel that beautiful feeling all over again To make such a soulful poems back like I used to do this entire time To forget what I knew and becoming a child once again To feel that happiness easily only because of small things To not feel alone anymore; and to stop writing such a sad poem. *The title is taken from The Smiths' song, "Please, Please, Please Let Me Get What I Want" 

“I STILL SCREAM FOR THIS OLDIES MOVIE!”: Sebuah Review Manis Tentang “Never Been Kissed”

“That moment when you kiss someone and everything around you becomes hazy, and the only thing in focus is you and this person. And you realize that person is the only person that you’re supposed to kiss for the rest of your life.” -           Josie Geller Image source: https://www.joblo.com/assets/images/oldsite/posters/images/full/1999-poster-never_been_kissed-3.jpg Serius, saya sulit menemukan kata-kata untuk membuka review ini. Saya juga nggak tahu kenapa, tapi rasanya saya terdorong sekali buat nulis film ini. Okelah, daripada saya curhat, lebih baik saya ceritakan dulu sinopsis singkat film keluaran tahun 1999 ini. Here you go: “Never Been Kissed” bercerita tentang seorang copy editor Chicago Sun-Times bernama Josie Geller, yang bermimpi untuk menjadi reporter sesungguhnya. Selama ini ia tidak pernah dipercaya untuk melakukan penyamaran demi mendalami peran agar dapat menulis reportase yang bagus. Sampai akhirnya, ...

One Day at a Time, Dear Amigo

            Wah… Been such a long time since the last day I wrote on this blog . Selama itu jugalah saya kelimpungan cari kegiatan, rasanya bosan juga dengan rutinitas tak bermanfaat macam makan-tidur-nonton. Ternyata kebanyakan me-time juga nggak bagus. Hahah. Saya jadi nggak punya kehidupan sosial yang menarik dan malah menghabiskan diri berlamun-lamun membayangkan, “Aku harus ngapain ya habis ini…” Wkwkwk.             Akan tetapi, saya bersyukur sekali, karena setidaknya saya punya list film-film yang selalu ingin saya tonton, buku-buku menarik yang enak dibaca, dan lagu-lagu keren untuk karaoke-an di rumah. Ada juga setumpuk pekerjaan rumah yang sebelumnya nggak pernah bisa saya kerjakan karena sibuk kuliah ( well , ini alasan saja sih, soalnya sebenarnya saya ada waktu, tapi saya suka mengerjakan tugas mepet. Eric Weiner pernah bilang manusia ini makhluk lima menit ...