Langsung ke konten utama

A Heart To Hold You*

*) Lagu Keane yang sering diputar akhir-akhir ini.

            Tema hari kelima disuruh nulis sepuluh hal yang kamu sukai tentang dirimu sendiri. Ini ajang numpang beken ga sih? Hahaha. This will be somewhat difficult, but dammit let’s give it a try!

1.      I don’t mind being alone.

Ini kayaknya hampir semua introvert bakal bilang begini, sih. Saya beneran nggak papa melakukan sesuatu sendirian. Justru kalau ditemenin malah awkward, apalagi kalau lagi pengen sendirian. Kayaknya kalau dirangkum masa muda saya mirip lagunya Caca Handika, masak masak sendiri, makan makan sendiri, cuci baju sendiri…

 

2.      Tidak ribet (?)

Saya nggak suka sesuatu yang ribet. Kalau memutuskan sesuatu, indikator yang dipakai ya cukup yang relevan. Apalagi kalau bukan sesuatu yang krusial. Lain ceritanya kalau benar-benar penting. Kalau belanja baju bareng misalkan, saya selalu paling cepat menentukan pilihan. Anehnya, justru baju yang saya pilih pakai mikir-mikir lama itu seringkali jadi yang saya sesali. Makanya cepet aja.

Saya lama banget mikirnya kalau lagi milih jajan di supermarket.

 

3.      Suka berprasangka baik

Saya penganut prinsip “semua orang pada dasarnya baik” kayaknya. Hahaha. Menurut saya nggak semua orang beruntung, dan seringkali apa yang mereka lakukan berdasarkan pilihan yang mereka punya. Ada kalanya juga orang yang kita anggap menyebalkan atau annoying itu kepribadiannya memang begitu. Maksudnya, dia nggak disengaja berbuat begitu. Ya itu memang dirinya, terima saja. Kalau nggak suka nggak usah dicela.

 

4.      Pemberani dalam hal-hal tertentu…

Kalau suka sendiri, berani itu jadi modal nomor satu. Sejauh ini nggak takut hantu, sih. Nggak pernah ketemu juga. Yang menakutkan itu orang, makanya saya pengen bisa kungfu kayak Stephen Chow.

 

5.      Sabar

Kembali lagi ke premis beberapa orang cuma punya pilihan yang terbatas, saya lebih bisa legowo buat menerima beberapa keputusan yang harusnya bisa bikin marah. Bisa lah ya masuk kategori orang sabar?

Saya nggak sabar sama internet lemot dan pelayanan yang buruk aja, soalnya keterlaluan.

 

6.      Semangat

Konteksnya permainan wkwk. Saya suka banget permainan, entah itu outbond, atau permainan biasa macam petak umpet. Segaring apapun itu pasti menurut saya seru!

Saking semangatnya juga saya suka lari-lari, lompat-lompat, tertawa. Orang pikir saya nggak serius. Saya pernah dibilang guru nggak serius hanya karena tertawa waktu menceritakan pengalaman di depan kelas. Lho, padahal ceritanya memang lucu dan saya lagi ngelawak.

Dulu, setiap pulang SMA, seragam saya pasti basah karena keringat. Saya suka main lari-larian bareng teman-teman. Kami kejar-kejaran sampai keliling sekolah. Waktu SMP, saya masih main penyihir-penyihiran (mungkin karena itu juga saya dibilang kayak anak-anak). Kadang, sampai hari ini masih suka balapan sama kereta yang lewat depan rumah. Ya, apa boleh buat, memang seru kok.

 

7.      Suka mendengarkan

Mendengarkan orang lain, selain sopan, juga seru. Apalagi kalau topiknya menarik. Tapi, lebih seru lagi diskusi santai. Kalau topiknya saya juga suka, pasti saya bakal ikutan cerewet.

 

8.      Perasa

Konteksnya kalau nonton film/series, sih. Nonton One Piece baru episode 4 aja saya udah nangis. Karena mudah tersentuh secara emosional, saya bisa merasakan setiap emosi yang ada di film secara penuh. Pengalaman nonton film pada akhirnya bukan sepintas lalu, tapi benar-benar terasa hidup di dalamnya. Walaupun dengan demikian harus siap-siap trauma dengan ending. Contohnya kayak Dead Poets Society, film terbaik sepanjang masa yang takut saya tonton lagi karena trauma dengan ending-nya.

 

9.      Nggak (terlalu) peduli dengan kata orang lain

Saya sering disuruh berhenti joget sama kakak waktu belanja bareng karena keasyikan dengar lagu yang diputar. Dia yang merasa malu, saya sih biasa aja. Saya nggak terlalu peduli apa kata orang lain, tapi bukan berarti lantas lupa.

 

10.  Rasional

Berdasarkan pengalaman, beberapa orang bilang begini, sih. Mungkin benar juga. Kalaupun nggak benar, saya pingin bisa benar-benar jadi orang yang logis. Sangat membantu dalam kehidupan sehari-hari dan bisa meluruskan cara berpikir. Hahaha.

 

*30DaysWritingChallenge: ini adalah tantangan untuk menulis rutin kepada diri sendiri. Selama 30 hari ke depan saya akan menulis setiap hari sesuai tema yang telah ditentukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Porcelina of the Vast Oceans*

*) Judul diambil dari lagunya The Smashing Pumpkins yang tidak ada hubungannya.                 Tema hari ketujuh belas: Imagine yourself stranded alone in an unknown land. How does it look?                 Hai.                Maaf ya telat setahun. Hahahaha.             Jadi seharusnya tulisan ini ditulis setahun yang lalu. Tapi karena saya sibuk dimintain tolong Kera Sakti buat mencari kitab ke barat, jadi ya begini deh. Hahaha, nggak ding, alasan aja. Alasan sesungguhnya adalah… rahasia deh.             Yah pokoknya kita sudah di sini sekarang, jadi tanpa perlu berlama-lama lagi, mari kita lanjutkan saja!             Tema hari ke-17 diminta untuk membayangkan apa yang akan terjadi jika saya terdampa...

Tak Terhingga

  Kau adalah ukuran yang kupakai untuk mendefinisikan ketakterhinggaan. Waktu mengukir laju bintang dalam cahaya Meninggalkan jejak yang hanya bisa kau bayangkan dalam kepala. Ketika kaupandangi langit malam, segala yang timbul hanyalah pertanyaan. Dan gambaran. Dan gambaran. Dan pertanyaan. Kau mengira-ngira lagi. Terawang-awang di tengah lautan kosmik kau bagai peri di lubang hidung raksasa mistik Bagai menjilat bulan dengan ujung lidahmu yang merah. Sebagian karena dingin. Sebagian karena permen kaki yang suka kau beli di sela istirahat kelas. Telingamu penuh oleh riuh rendah deburan ombak Yang kau kira-kira sebagai melodi agung nyanyian Tuhan Yang memberkati senandung langkahmu dalam setapak keabadian. Kau begitu kecil. Begitu fana. Begitu mudah ditiup dan menghilang. Jadi abu, jadi serbuk, jadi setetes embun basah di muka daun lontar. Tanganmu menggapai-gapai bintang yang lewat di depan mata.  Kau cari-cari tali sepatumu yang hilang di tengah cincin saturnus. Ka...

Martha

Dia adalah pertentangan bagi satu yang lain. Ia benci hujan dan suara gemuruh, tapi suka aromanya yang katanya segar dan khas. "Kupikir aroma hujan sulit sekali dilukiskan," katanya saat itu, "tapi memberimu kedamaian bagai mencapai titik spiritual tertentu." Aku setuju.                 Ia benci malam hari, tapi suka sekali dengan bintang dan astrologi. "Aku tidak percaya zodiak," katanya membela diri saat pertama kali kita bertemu. "Tapi aku suka ceritanya, dan interpretasi manusia bahwa posisi bintang bisa benar-benar memengaruhi kepribadian seseorang. Kukira itulah kenapa manusia suka percaya pada konspirasi. Karena seolah-olah kita menemukan pola tertentu, padahal itu sebuah keniscayaan."                 "Teori Ramsey?" sahutku cepat.                 ...