Wahai,
seluruh warganet yang budiman, selamat datang di rubik terbaru blog ini yang
berjudul… Konon Katanya! Rubik ini baru saja kepikiran… lima menit yang lalu.
Iya, benar. Memang instan dan belum matang, tapi saya sedang bersemangat jadi
langsung saja diresmikan dengan segera. Mari bersikap spontan karena life
is never flat.
Di rubik “Konon Katanya” ini, kita
akan membedah berbagai hal yang seringkali terucap dari mulut umat manusia,
asal mula gosip yang membentuk bonding, dan teori-teori konspirasi yang
berawal dari satu kata ajaib: katanya. -nya itu merujuk pada siapa,
tidak ada yang tahu. Itu selalu menjadi misteri. Tapi tidak apa-apa. Mari kita
membedah setiap argumen-argumen itu dalam rubik “Konon Katanya”! Di rubik ini,
kita akan membedah premis-premis yang berasal dari “katanya” itu, mulai dari
yang kedengaran nyata sampai yang paling absurd sekalipun. Misalnya kayak “katanya,
Neil Armstrong nggak benar-benar menginjak bulan”, “katanya, kalau nggak
sengaja lihat jam kembar berarti ada yang kangen kita”, “katanya, kalau
pakai pensil yang pendeknya sekelingking nanti orang tuanya cepat meninggal”,
atau “katanya, kalau makan biji semangka nanti tumbuh tanaman semangka di
kepala kita.” (Yang terakhir
benar-benar pernah saya kira beneran). Atau, bisa jadi katanya ini
mengandung opini pribadi, yang bakal saya balas dengan opini pribadi juga.
Hahaha. Kayak misal, “katanya, serial Harry Potter itu lebih bagus dan sukses
dari Lord of The Rings.” Maaf, untuk urusan satu ini harus subjektif. Jadi
kalau nggak terima, let’s agree to disagree saja, ya. :D
Premis-premis yang diawali dengan katanya
itu selalu menarik untuk didengar. Telinga kita kayak langsung waspada ketika
ada orang yang bilang katanya. Karena itu, mari kita bedah setiap katanya
ini, yang bisa jadi memberi kita pengetahuan baru karena sebelumnya nggak
tahu, atau tertawa ngakak karena absurd parah. Karena dari itu, mulai saat ini,
rubik #KononKatanya dibuka! Jadi, kalau ada Konon Katanya yang pernah
kamu dengar, komen di bawah saja, ya!
Oiya, rubik ini terinspirasi dari Marchella FP lewat bukunya yang berjudul “Generasi 90-an” yang saya temukan di obral buku Gramedia beberapa jam yang lalu. Lumayan, dapat buku grafis sebegini bagus cuma 10 ribu. Hehehe. Carpe diem, quam minimum credula postero.
Komentar
Posting Komentar