Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2019

Another One That Deserves Your Attention Too: Sekelumit Kisah Cinta Segitiga

Tak dapat dipungkiri, film romansa akan selalu menjadi salah satu genre terkomersil sepanjang masa. Genre romansa ini dapat menjangkau semua umur maupun kalangan, karena tentu saja semua orang memiliki pengalaman akan cinta, akrab dengan perasaan itu semasa mereka hidup. Bahkan, genre percintaan ini merambah ke genre-genre yang lain, menjadi bumbu-bumbu penyedap yang diharapkan dapat membolak-balikkan emosi manusia. Film apa sih, yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan cinta? Yang tidak ada adegan romansanya sedikit saja? Mungkin kita bisa hitung dengan jari. Bahkan tidak cuma film, baik sinetron, web series, novel, dongeng, cerpen, drama Korea sampai seri Azab pun, semuanya memiliki unsur romansa didalamnya! Setiap macam judul menawarkan kisah cinta yang berbeda-beda. Ada yang menceritakan tentang kekasih yang ternyata adalah anak dari ayah tirinya (kayak tahu ini jenis apa wkwk), perjodohan ala Siti Nurbaya, kisah cinta seorang platonik yang betah dalam diam, cinta pada sahaba...

Menjelang Malam

Aku selalu menyukai saat-saat menjelang malam. Matahari tenggelam perlahan, menyisakan seberkas cahaya yang menembus awan tipis bagai noda di kain putih. Rasanya hangat, berkas-berkas cahaya itu tak terlalu terik, namun cukup terang sebagai teman membaca buku dan menyesap kopi. Semesta seolah menawarkan sepersekian waktu dari keabadiannya untuk mengantar raja matahari kembali tidur, sebuah ritual agung yang diikuti oleh burung-burung, tiupan angin lembut dan pepohonan. Saat-saat seperti itu selalu membuatku menahan napas. Ingin rasanya membungkus pemandangan itu ke dalam bungkus permen sehingga dapat kukulum sewaktu-waktu.             Setelah ritual mengantar matahari itu, langit seolah-olah berhenti bermain drama dan menunjukkan jati dirinya. Bintang-bintang muncul dan bulan giliran jaga malam. Seolah-olah mereka ada disana untuk menonton manusia yang tak pernah berhenti bergerak. Langit malam selalu apa adanya. Mereka seolah men...

Betapa Miskinnya Kita

Saat menyadari bahwa semua yang kita miliki ini hanyalah titipan, aku merasa bahwa ternyata aku ini diciptakan dalam keadaan miskin sekali. Kita merasa bahwa seolah-olah kita kaya dengan memiliki segalanya, padahal apa yang disebut pemberian sebenarnya hanya merupakan titipan. Kukira Tuhan tidak main-main menciptakan kita. Kukira Ia menciptakan kita dengan segala kemewahan ini. Saya pikir Ia benar-benar tulus memberikannya. Ternyata tidak. Ini semua hanyalah titipan! Karena itu, saat menyadari bahwa aku tak memiliki apapun di dunia ini, aku protes pada Tuhan dan mulai meminta ini itu. Baju yang kupakai ini milikku, maka itu Tuhan tidak bisa semena-mena membuatnya basah karena hujan tanpa persetujuanku. Rumahku adalah kepunyaanku, Tuhan tidak bisa seenaknya membakarnya jika aku tak mengizinkannya. Dalam doaku, Tuhan telah mengabulkanku. Ia bilang bahwa aku boleh memiliki semuanya yang tadi kuminta--baju maupun rumah. Karena diperbolehkan, aku pun meminta lebih. Kali ini aku percaya bah...