Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Selamat Datang, Oktober

  Malam ini hujan, maklum seharian panas betul. Terdengar suara tokek delapan kali, entah artinya apa. Kopi membuat mataku melek. September yang sekarat sudah mati, dilahap Oktober yang dingin. Seandainya saja aku sekecil peri, aku akan melamun di atap rumah menatap mendungnya langit. Lalu berpikir, “oh, rintik hujan masih berupa air, saya kira doa-doa yang luruh karena nasib!” Bulan cekikikan. Dia pikir aku sudah gila. Padahal nyatanya tidak (juga). Aku cuma ngeri melihat rotasi bumi yang semakin tak tentu. Kenapa yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin? Kenapa ada orang yang kekenyangan dan yang lain kelaparan? Kenapa sejarah selalu memihak pada kekuasaan? Kenapa manusia tidak bisa sepenuhnya jadi manusia? Rasanya tidak adil sebagian orang dapat merasakan matahari terus-terusan, berlama-lama merasa hangat sembari mengeluh dan minum es limun. Sementara sebagian lain harus kedinginan, lirihannya berlomba dengan nyanyian kodok yang lebih keras. Tak punya hak untuk meng...